Taman Mini Indonesia Indah adalah salah satu kawasan wisata bertemakan budaya Indonesia yang terletak di Jakarta Timur.
TMII bisa jadi menjadi satu-satunya kawasan wisata di Indonesia yang menampilkan secara keseluruhan rangkuman dari budaya Indonesia yang beraneka ragam.
Salah satu budaya Indonesia yang terangkum dalam TMII adalah Anjungan Daerah yang berisi rumah adat, pakaian adat, busana pernikahan, baju tari, artefak etnografi, kerajinan tangan, serta dokumentasi kegiatan masyarakat adat di setiap daerah.
Dirgahayu TMII ke-39 |
Peranan TMII selama 39 tahun ini sangat besar dan krusial dalam menjaga, melestarikan dan mengembangkan budaya nusantara.
Betapa tidak, kita tahu bahwa budaya Indonesia sangat banyak dan beraneka ragam, dan pastinya tidak mudah untuk mengumpulkan dan merangkum semua budaya dan adat di Indonesia yang luasnya hampir 2 juta km2 dalam suatu kawasan wisata yang luasnya hanya 1.5 km2.
Peranan masyarakat Indonesia sendiri dalam melestarikan budaya daerah sangat penting, akan tetapi mutlak dibutuhkan organisasi yang benar-benar konsen dalam melestarikan, menjaga, dan mengembangkan budaya Indonesia.
Disinilah salah satu tanggung jawab dari TMII yang harus ditekankan dan menjadi misi mutlak yang wajib ditanamkan tidak hanya selama 39 tahun ini, tetapi juga untuk beberapa tahun ke depan, 10 tahun kemudian, 100 tahun kemudian, dan selamanya.
Kita tahu bahwa Indonesia tidak hanya memiliki wilayah yang luas, tetapi juga budaya yang beranekaragam, etnis yang beragam, serta bahasa yang beragam.
Selain itu, pada jaman sebelum kemerdekaan banyak organisasi pemuda daerah seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes, Jong Paguyuban Pasundan yang membentuk organisasi sendiri.
Untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang mempunyai ragam bahasa daerah yang beragam, maka dicetuskanlah Ikrar Sumpah Pemuda.
Anjungan Jambi |
Seperti butir ketiga dalam ikrar Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928 silam. “Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”
Meskipun kita mempunyai bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia, bahasa
daerah juga penting dilestarikan. Untuk itu, perlu dicantumkan sejarah dan
aksara bahasa daerah di tiap-tiap anjungan daerah agar masyarakat yang lama
merantau, bisa tahu dan mengenali bahasa ibunya.
Selain itu, pengunjung juga
bisa tahu bahwa Indonesia tidak hanya kaya dengan budaya, tapi juga kaya akan
Bahasa. Daftar bahasa-bahasa yang digunakan di Indonesia bisa dilihat DISINI.
Dengan dihapusnya mulok bahasa daerah di beberapa sekolah terutama di
tingkat SMP dan SMA, semakin menambah resiko punahnya beberapa bahasa daerah di
Indonesia.
Punahnya bahasa daerah ini salah satunya disebabkan karena kurangnya
penutur bahasa daerah tersebut.
Di Indonesia terdapat sekitar 700 bahasa daerah, yang
sebagian besar masih aktif dituturkan sampai sekarang.
Namun menurut UNESCO, bahasa-bahasa daerah di Indonesia juga
dalam bahaya – sekitar 140 bahasa daerah terancam kepunahan.
Kemampuan
menguasai satu bahasa ibu merupakan dasar yang sangat penting bagi anak-anak
untuk menguasai bahasa-bahasa lainnya.
"Ini bukan saja merupakan
kesempatan tambahan untuk kesuksesan karir akademik dan profesional, tapi juga
mendukung perkembangan pluralistik dan linguistik dalam masyarakat yang beragam
budaya,“ demikian menurut Christiane Hoffschildt. (SUMBER)
Anjungan Sumatera Barat |
Berkaitan dengan budaya Indonesia, potensi wisata daerah
juga penting untuk dimasukkan ke dalam tiap-tiap Anjungan Daerah.
Perlu
ditampilkan foto-foto potensi wisata yang ada di masing-masing provinsi agar
masyarakat lokal dan internasional juga tahu bahwa Indonesia itu sangat indah.
Tidak hanya budayanya, tapi juga kekayaan alam Indonesia sangat beragam.
Selain
itu, masih banyak potensi wisata terutama wisata alam Indonesia yang masih bisa
dieksplorasi.
Dengan mengetahui potensi wisata di negara sendiri, masyarakat
Indonesia diharapkan bisa lebih bangga terhadap tanah air.
Sehingga nantinya
bisa terbentuk mindset bahwa,”Jika ingin tahu Indonesia, Datang Saja ke
TMII, kawasan wisata miniatur Indonesia.”
Bercermin dari Korea Selatan yang saat ini sukses
menggaungkan pariwisatanya ke seluruh dunia, peranan pusat kebudayaan sebagai
organisasi menjadi sangat penting dalam memajukan pariwisata dan pengenalan
budaya suatu negara.
Tidak hanya organisasi saja, peranan pemerintah juga
sangat penting dalam mendukung perkembangan budaya dan pariwisata di negaranya.
TMII sebagai salah satu media edukasi seni budaya harus tetap mempertahankan
perannya sebagai salah satu agen penjaga pelestarian budaya bangsa.
Serta mengembangkan
perannya hingga menjadi icon pariwisata mini Indonesia.
No comments:
Post a Comment