Belajar TOEFL di Pare

Awalnya, niatan untuk belajar di Pare tiba-tiba datang begitu saja tanpa ku rencanakan sebelumnya. Akhirnya, ku bulatkan tekad untuk belajar di desa yang terkenal dengan sebutannya sebagai Kampung Inggris. Setelah mencari info-info mengenai lembaga bimbingan belajar di pare, kosan atau camp disana lewat internet, akhirnya aku memantapkan niat belajar disana selama bulan Ramadhan. Kebetulan ada teman kuliah yang dulunya pernah belajar TOEFL disana, jadi aku akhirnya menanyakan lembaga bimbingan yang TOEFLnya bagus (walaupun sebenernya aku sudah searching2 sebelumnya).

Halaman depan ELFAST (masuk jam 06.00)

Akhirnya di dapatlah nama ELFAST. Menurut informasi di web, ELFAST terkenal dengan grammar dan TOEFLnya. Ada juga Daffodils yang popular dengan speakingnya. Ada juga lembaga lain yang terkenal bagus dengan writingnya. Karena aku ingin les TOEFL aja, sebenernya pengen sama speaking juga, dan keuangan juga nggak mendukung, akhirnya kuputuskan buat mengambil satu program saja (sebenernya sayang banget klo ambil Cuma satu program dalam waktu sebulan, tapi apa dayaa..)

ELFAST Cuma ada nomer kantor, sedangkan nomer HP mereka tidak menyediakan (dan akhirnya aku tau alasannya setelah melihat sendiri betapa besarnya kantor ELFAST). Karena program di ELFAST sering kehabisan apalagi di musim liburan anak kuliahan, jadi mau nggak mau ya harus booking dulu supaya dapet tempat. Umumnya di pare program dimulai setiap tanggal 10 atau tanggal 25 tiap bulannya. Dan di ElFAST sendiri untuk program TOEFL dimulai setiap tanggal 10. Untuk program TOEFL yang dimulai tanggal 25, tetap tersedia tetapi di lembaga belajar lain.

Perlu diketahui bahwa lembaga bimbingan di Pare sudah banyak yang membuka TOEFL ataupun IELTS, tapi klo TOPIK (untuk bahasa Korea) belum ada disana. Di ELFAST sendiri, untuk pemesanan program tidak bisa dilakukan secara online, jadi mau nggak mau harus datang langsung kesana (ini menyulitkan bagi yg asalnya jauh) atau pesennya nitip ke teman atau kenalan yang sudah datang ke Pare lebih dulu. Akan tetapi sudah banyak lembaga lain di Pare yang bisa booking secara online.

Klo aku, karena pas program kemaren nggak ada temennya, jadi harus menyempatkan datang ke Pare untuk membooking tempat. Awalnya sempat kesasar, karena aku (diantar ayahku) belum pernah ke Pare. Setelah Tanya sana sini dimana kampung inggris akhirnya ketemu juga. Dan sekarang yang jadi masalah adalah, mencari letak ELFAST di Pare yang ternyata sudah pindah ke lokasi yang baru. Setelah beberapa jam bertanya dan bolak-balik, akhirnya ketemu tuh. Ternyata ELFAST pindah ke bagian belakang (masih banyak sawah-sawah dan pohon-pohon bambu), nggak seperti lembaga lainnya yang umumnya banyak di pinggir jalan raya.

Bangunan baru di sebelah kantor ELFAST

 Di kampung Inggris, bukanlah kampung dalam artian yang sebenarnya. Disana sudah lengkap dengan fasilititas minimarket maupun ATM. Warung makan juga banyak, bahkan dengan harga yang bervariasi. Selama di pare,klo mau nambah program di lembaga lain, boleh saja asalkan jadwalnya nggak bentrok dan jauh dari kosan atau camp. Oh ya, selama di pare aku tinggal di camp. Di camp umumnya ada program tersendiri yang gabung sama lembaga belajar. Meskipun aku belajarnya di ELFAST, aku masih diperbolehkan buat tinggal di camp milik lembaga lain, meskipun akhirnya jadi minoritas sih. 

Camp ini awalnya adalah kost putri

 Di camp ini, aku diperbolehkan buat ikut program mereka, tapi bukan program yang wajib, seperti sholat jamaah subuh dan maghrib, serta piket asrama. Di camp ini,termasuk harganya murah untuk ukuran camp, karena kamar dan kamar mandinya cukup bersih, Rp 150.000,-/bulan.

tempat setrika ada di bawah tangga (banyak jemuran :D)

Sudah ada setrikanya juga. klo misalnya Cuma 2 minggu di camp ini, harga sewa kamarnya tetap, dan nggak bisa  dikurangin setengahnya.

Bagian depan camp yang terbuka

 Nyamannya lagi, camp ini nggak begitu jauh dari ELFAST dan akses buat ke tempat nunggu bis nggak terlalu jauh. Jadi, klo pas nunggu bis ke Surabaya nggak usah jauh-jauh ke tempat pertama pas masuk ke kampung Inggris.

Kelas besar yang biasanya digunakan untuk belajar TOEFL

Suasana belajar di kelas TOEFL sendiri nggak seperti kelas program lain, karena kelas TOEFL menggunakan kelas besar dan tentu saja muridnya juga banyak. Kemaren aja pas sampai ada 4 kelas TOEFL, A,B,C,D dan aku termasuk ke TOEFL A. kebetulan di kelas TOEFL yang aku ikuti kemaren, aku banyak bernostalgia bersama anak IPB. HUaah….. nggak kebayang kan…jauh-jauh ke Pare buat belajar TOEFL, ternyata ketemu lagi sama anak sealmamater. Nggak Cuma beberapa anak, tapi mayoritas banyak anak IPB di kelas A, cuman beda angkatan (sekelas sama junior, ada juga yang alumni).

Satu tips, di kelas TOEFL kita benar-benar Cuma latihan tipe soal TOEFL. Kalaupun ada pembahasan, toh secara umum aja, karena mustahil untuk menjelaskan semua trik-trik TOEFL dalam waktu sebulan. Jadi klo ada teman-teman yang ingin belajar TOEFL dan belum kuat trik-triknya, mendingan ngambil program Pre-TOEFL  yang juga sebulan dan bisa diambil barengan sama kelas TOEFL, karena jamnya emang nggak bentrok.

Bagian belakang kantor ELFAST masih ada kelas-kelas

 Klo masalah tentor, di kelas TOEFL yang ngajar tuh bisa dibilang udah Masternya TOEFL. Karena beliau-beliaunya jauh berpengalaman selama bertahun-tahun. Dan modul TOEFL, para tentor sendiri yang nyusun modulnya. Contohnya aja Mr. Shon dan Mr. Andre, sudah banyak alumni dan murid yang mengenal ketangguhan beliau-beliau dalam mengajarkan TOEFL. Di kampung inggris, jangan kaget klopun banyak tentor yang usianya bahkan lebih muda dari yang belajar. Akan tetapi di ELFAST, kebanyakan tentornya memang orang yang sudah mengajar bertahun-tahun disana, atau bahkan ada yang dulunya murid terbaik ELFAST kemudian dipanggil kembali untuk membagikan ilmunya disana.

Di pare ada lembaga belajar yang berbasis diploma 1, seperti di lembaga Genta. Banyak siswa setelah lulus SMA kemudian meneruskan pendidikannya selama setahun disana, untuk kemudian melanjutkan kuliah atau bahkan menjadi tentor di lembaga lain. Bahkan ada juga yang menambahkan dengan basis pesantren untuk mendukung ilmu spiritual pelajar disana. Selain bahasa Inggris, di Pare sudah mulai membuka untuk bahasa Arab, Perancis, Korea, Jepang, bahkan Mandarin. Bagi yang belum mengerti bahasa Inggris dari nol, nggak usah minder klo di Pare, karena disana fasilitas untuk belajar bahasa sudah tersedia, jadi hanya membutuhkan kemauan kita untuk belajar dan (uang buat les). Hahhhaha…