Rasanya sudah terlalu sering kita mendengar atau membaca kalimat di atas,
“La Tahzan, Innallaha Ma’ana”.
Sebenernya, apa sih arti kalimat tersebut?
Bagi yang bahasa Arabnya Nge-Joss, pasti udah tau arti kalimat tersebut tanpa harus buka kamus, hehhe.
Karena kelamaan nyari artinya satu-satu pake kamus manual, mending langsung nyari di google translate aja deh, hehhe..
Taraaaa…
“La Tahzan, Innallaha Ma’ana”.
Sebenernya, apa sih arti kalimat tersebut?
Bagi yang bahasa Arabnya Nge-Joss, pasti udah tau arti kalimat tersebut tanpa harus buka kamus, hehhe.
Berhubung
bahasa Arab dapet 6 pas di SMA dulu, jadi mesti ngintip kamus dulu nih..
Karena kelamaan nyari artinya satu-satu pake kamus manual, mending langsung nyari di google translate aja deh, hehhe..
Taraaaa…
Kebenaran dari kalimat ini bener-bener pernah ku rasakan
beberapa waktu yang lalu, kira-kira beberapa hari menjelang hari Raya Idul
Fitri hingga tanggal 23 Agustus kemaren.
Dan sukses membuat hatiku “nelangsa” (terharu begitu dalam : red).
Dan sukses membuat hatiku “nelangsa” (terharu begitu dalam : red).
Kisahnya berawal dari email kiriman Sekolah Pasca Sarjana
salah satu perguruan tinggi negeri di Bogor yang masuk di inbox.
Email itu berisi pemberitahuan bahwa aku diterima menjadi mahasiswa Pasca Sarjana, dan tentu saja hal ini membuatku bahagia.
Email itu berisi pemberitahuan bahwa aku diterima menjadi mahasiswa Pasca Sarjana, dan tentu saja hal ini membuatku bahagia.
Akan tetapi, di email itu juga dilampirkan biaya awal
perkuliahan yang harus dibayar untuk persyaratan verifikasi ulang.
Dan aku sempat menelan ludah melihat besaran biaya yang harus disiapkan, kurang lebih Rp 8.550.000.
Dan aku sempat menelan ludah melihat besaran biaya yang harus disiapkan, kurang lebih Rp 8.550.000.
Sebenarnya aku udah daftar beasiswa buat ngelanjutin kuliah,
tapi karena pihak pemberi beasiswa yang belum menurunkan Surat Keputusan
nama-nama penerima beasiswa (bahkan sampai 2 minggu setelah hari raya), kita
semua calon penerima beasiswa merasa terperangkap dalam wilayah Abu-Abu.
Bagaimana seandainya jika uang verifikasi pendaftaran sudah
dibayarkan di perguruan tinggi masing-masing, tetapi di Surat Keputusan instansi
pemberi beasiswa, nama kita tidak ada? (gugur : red)
Atau opini : kita kan daftar beasiswa untuk melanjutkan
kuliah, karena memang berasal dari keluarga yang ekonominya pas-pas-an, dapet
dari mana uang sebanyak itu dalam waktu kurang dari 2 minggu?
Nggak sedikit teman-teman seperjuangan penerima calon
beasiswa yang khawatir, pasrah, optimis, bahkan pesimis.
Dikala manusia berada di wilayah Abu-abu, dan nggak tau
harus minta tolong sama siapa, ketahuilah bahwa cuman Allah-lah jawabannya.
Dia lah yang Maha Tahu, Dia juga Maha Pengabul Do’a.
Allah adalah tempat terbaik untuk kita bersandar.
Tetapi sayangnya, banyak manusia yang cuma memohon di kala dia susah, tapi lupa bersyukur di kala dia senang.
Semoga kita bukan termasuk manusia yang lupa bersyukur. :’(
Dia lah yang Maha Tahu, Dia juga Maha Pengabul Do’a.
Allah adalah tempat terbaik untuk kita bersandar.
Tetapi sayangnya, banyak manusia yang cuma memohon di kala dia susah, tapi lupa bersyukur di kala dia senang.
Semoga kita bukan termasuk manusia yang lupa bersyukur. :’(
Terlepas dari do’a yang selalu ku panjatkan kepada Allah
agar selalu diberi kemudahan dalam segala urusan, aku bertekad untuk berikhtiar
mencari uang sebesar 10 juta dalam waktu 2 minggu.
Sudah ada dalam pikiranku untuk meminjam uang, entah ke
siapa, bagaimana caranya. Dan jujur, selama beberapa hari setelah menerima
email kiriman itu, aku belum berani bilang ke orang tua.
Karena aku menyadari keadaan ekonomi orang tua sedang sulit
waktu itu. Ibu nggak ada pemasukan sama sekali dari kantin sekolah, karena di
bulan puasa otomatis kantin sekolah tutup. Sedangkan ayah, sudah beberapa bulan
gajinya tidak dibayarkan, karena pabrik tempatnya bekerja collapse.
Aku? Selama di rumah, nggak ada pemasukan lain selain hadiah dari menang kuis.
Aku? Selama di rumah, nggak ada pemasukan lain selain hadiah dari menang kuis.
Satu hal yang sempet terpikirkan olehku adalah meminjam uang
ke saudara.
Tapi mereka juga lagi kesusahan.
Kalaupun mereka mau bantu, mungkin hanya sepertiga dari jumlah uang yang harus dibayarkan.
Planning terakhir adalah, pinjem uang ke salah satu relasi yang sudah bekerja cukup lama.
Tapi mereka juga lagi kesusahan.
Kalaupun mereka mau bantu, mungkin hanya sepertiga dari jumlah uang yang harus dibayarkan.
Planning terakhir adalah, pinjem uang ke salah satu relasi yang sudah bekerja cukup lama.
Malam itu ketika aku di rumah nenek, aku sudah menunjukkan
ekspresi wajah yang murung.
Padahal seharusnya besok adalah hari raya idul fitri.
Ternyata memendam masalah untuk disimpan sendiri itu susah, dan akhirnya ibu tau klo aku sedang memikirkan sesuatu.
Padahal seharusnya besok adalah hari raya idul fitri.
Ternyata memendam masalah untuk disimpan sendiri itu susah, dan akhirnya ibu tau klo aku sedang memikirkan sesuatu.
Akhirnya, mengalir-lah semua uneg-uneg yang ada di
pikiranku.
Malam itu aku menangis, dan ibu pun ikut menitikkan air mata.
Di kamar itu, hanya kami berdua.
Pasrah pada ketetapan Allah.
Satu hal yang membuatku lega adalah karena perkataan Ibu, “jangan sedih nak, bagaimanapun caranya kamu harus tetap berjuang, masalah biaya biarlah ibu dan ayah yang akan mengusahakan, entah bagaimana caranya.
Selama kami masih mampu, biarlah kami yang menanggungnya.
Jangan sedih, besok kita berlebaran, besok ceritakanlah masalah ini ke ayah kalau beliau sudah datang.”
Malam itu aku menangis, dan ibu pun ikut menitikkan air mata.
Di kamar itu, hanya kami berdua.
Pasrah pada ketetapan Allah.
Satu hal yang membuatku lega adalah karena perkataan Ibu, “jangan sedih nak, bagaimanapun caranya kamu harus tetap berjuang, masalah biaya biarlah ibu dan ayah yang akan mengusahakan, entah bagaimana caranya.
Selama kami masih mampu, biarlah kami yang menanggungnya.
Jangan sedih, besok kita berlebaran, besok ceritakanlah masalah ini ke ayah kalau beliau sudah datang.”
Lega, walaupun aku belum menemukan solusi bagaimana cara
mendapatkan pinjaman, tapi malam itu aku Yakin, Bahwa Allah akan memberi jalan.
Seminggu sebelum keberangkatan.
Sepeda motor ibu yang biasanya buat jualan, rencananya akan
dijual.
Ayah sudah menyiapkan dokumen-dokumen untuk “menyekolahkan” motor itu.
Disana, bukan solusi yang di dapat, tapi malah tawaran untuk meminjam uang, dengan jangka waktu pengembalian selama dua tahun.
Dan klo dihitung-dihitung, uang pinjaman yang dikembalikan jumlahnya bertambah 4% dari jumlah uang yang dipinjam.
Dan aku menolak dengan tegas tawaran itu.
Ayah sudah menyiapkan dokumen-dokumen untuk “menyekolahkan” motor itu.
Disana, bukan solusi yang di dapat, tapi malah tawaran untuk meminjam uang, dengan jangka waktu pengembalian selama dua tahun.
Dan klo dihitung-dihitung, uang pinjaman yang dikembalikan jumlahnya bertambah 4% dari jumlah uang yang dipinjam.
Dan aku menolak dengan tegas tawaran itu.
Lima Hari sebelum Berangkat
Menjual sesuatu milik ibu, dari hasil mengumpulkan
keuntungan berjualan selama beberapa tahun.
Tapi hasil penjualannya masih belum 1/3 biaya yang harus dibayarkan.
Tapi hasil penjualannya masih belum 1/3 biaya yang harus dibayarkan.
Tiga hari sebelum berangkat
Motor adikku yang belum lunas cicilannya dan hasil
modifikasi, akhirnya dibeli temen ayah dan langsung dikasih uang tunai (padahal
STNK dan BPKB belum ada).
Tapi hasilnya masih belum memenuhi jumlah uang yang diperlukan.
Akhirnya ibuku menjual barang miliknya lagi untuk menutupi kekurangan pembayaran dan biaya tambahan selama aku di Bogor nanti.
Tapi hasilnya masih belum memenuhi jumlah uang yang diperlukan.
Akhirnya ibuku menjual barang miliknya lagi untuk menutupi kekurangan pembayaran dan biaya tambahan selama aku di Bogor nanti.
Dua hari sebelum berangkat
Karena tiket kereta ke Jakarta sudah habis, akhirnya aku
memesan tiket bus.
Dan karena masih dalam suasana libur lebaran, tiket bus untuk keberangkatan hari Sabtu pun tinggal satu kursi dari total 5 bus yang diberangkatkan.
Alhamdulillah, yang penting bisa berangkat.
Dan karena masih dalam suasana libur lebaran, tiket bus untuk keberangkatan hari Sabtu pun tinggal satu kursi dari total 5 bus yang diberangkatkan.
Alhamdulillah, yang penting bisa berangkat.
Sehari sebelum berangkat
Diniatkan apapun yang terjadi, aku berangkat ke bank buat
bayar pembayaran awal.
Tapi Allah berkehendak lain, akhirnya Surat Keputusan dari instansi pemberi beasiswa keluar, dan Alhamdulillah… nomer registrasiku ada disana.
Tercatat sebagai peserta penerima beasiswa.
Aku menangis....
Tapi Allah berkehendak lain, akhirnya Surat Keputusan dari instansi pemberi beasiswa keluar, dan Alhamdulillah… nomer registrasiku ada disana.
Tercatat sebagai peserta penerima beasiswa.
Aku menangis....
Terharu karena aku
tidak perlu membayarkan biaya awal masuk kuliah…
Lega karena uang yang sudah disiapkan akhirnya dialihkan
jadi modal jualan ibu…
Bersyukur karena Allah
benar-benar menunjukkan Kasih Sayang-Nya yang tak terhingga…
Takjub karena Allah benar-benar
menunjukkan Kuasa-Nya, Allah selalu dekat dengan kita, Allah selalu mendengar
doa hamba-Nya dan Allah selalu bersama kita…
Ukhti.. Semoga sy juga bisa sabar seperti ukhti, bisa berjuang tanpa batas di dalam keraguan paling dalam sekalipun. Alhamdulillah blog nya sedikit membawa saya bersemangat kembali :)
ReplyDeleteinsya Allah mba.. klo kita menginginkan sesuatu, pasti seisi alam semesta ini akan membantu kita mewujudkannya..
DeleteAllah Maha Mendengar.. ^^
Alhamdulillah klo sedikit kisah saya ini bisa membuat mba bersemangat..
di kala kita terpuruk, ingatlah ada Allah yang selalu setia menemani kita.. ^^
Ma ffi qolbi ghoiruallah ,, tiada yg lain d hati qu kcuali allah,,
ReplyDeletejk cemburu melanda,, jika hati trsakiti & kita merasa kehilangan,, lafad kn lah selalu " Ma ffi Qhollbi Ghoirullah"
jg terap kn iklas sbisa mungkin d hati kita,, niscaya ktenangan hati & pikiran sll terjaga dr hal2 Buruk
Ma fii qolbi ghoirullah.. :')
Deletesungguh menenangkan..
terima kasih untuk saran dan kunjungannya.. :)
Alhamdulillah mba, saya turut senang.. semoga saya juga bisa selalu bersyukur
ReplyDeletealhamdulillah...
Deleteamiiin...
semoga kita semua bisa selalu ingat.. bahwa Allah itu selalu sayang sama kita.. :')
makasih kunjungannya..
aku juga udah liat blog kamu..
postingannya bagus .. :)
Monggo mampir di blog saya.. Masih belajar menulis.. Mungkin bisa diberikan beberapa kritik serta saran.. alamatnya www.yahyaedo02.blogspot.com ..
ReplyDeletemonggo monggo mampir.. nggeh..^^
insya allah ya..
Deletesama2 belajar nulis juga..
tiap orang punya keunikan sendiri dalam hal menulis..
kamu juga..
semangat terus yaa..
makasih blogwalkingnya.. :)
Subhanallah mbak. Barokalloh. sangat menginspirasi :) semoga saya bisa menerapkannya dalam kehidupan saya juga^^
ReplyDeleteSubhanallah....semoga keyakinan yg ukhti miliki bs menular
ReplyDeleteSubhanallah, semoga saya juga diberikan kesabaran dan keyakinan seperti anda. Amin.
ReplyDeleteSubhannallah bermanfaat sekali, semoga saya termasuk orang yang bersukur dan bersabar. Amin, semangat kuliahnya ka
ReplyDeletesyukron ukhti
ReplyDeletevisit blog ana ya http://momocius.blogspot.co.id/
sangat menginspirasi ka :') semangat terus, dan semoga saya bisa sesabar kaka dalam menghadapi setiap ujian yang Alloh berikan :')
ReplyDeleteSemoga senantiasa istiqomah (^^)v
ReplyDeleteterima kasih buat semuanya.. semoga kisah saya sedikit memberikan suntikan semangat bagi yang sedang sedih... jangan lupa untuk terus bersyukur.. :)
ReplyDeleteterima kasih buat semuanya.. semoga kisah saya sedikit memberikan suntikan semangat bagi yang sedang sedih... jangan lupa untuk terus bersyukur.. :)
ReplyDeleteSubhanallah sangat menginspirasi mba
ReplyDeleteHasbunallah wa ni'mal wakil, ni'mal maula wa ni'man nashir.
ReplyDeleteCukuplah Allah sebagai penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baiknya pelindung.
In syaa Allah tulisannya bermanfaat mba indri
Subhanallah saya pengen kuliah tapi belum kesampean, pengen kuliah tapi belum ada rezeki, be patient 😃
ReplyDeleteAllahu Akbar.Allahlah yg Maha Kuasa atas segala sesuatu.
ReplyDeleteKesabaran dan usaha yg sungguh-sunglah dari mb tsb merupakan sarana kabulnya do'a.
Sebagaimana Allah berfirman:
Berdoalah kepadaKu niscaya Aku(Allah)kabulkan.
Dan mintalah pertolongan dg sabar dan sholat.Sesungguhnya Allah beserta orang2 yg sabar.
La Tahzan,Innallaha ma'ana.
Jangan bersedih,Allah bersama kita.Ceritanya menginspirasi buah kesabaran adalah kebahagiaan.
Lain cerita kalau putus asa tentunya akan berakhir dg kesedihan/kesengsaraan sebab dg putus asa kita sdh meninggalkan Allah,yg maha Kuasa atas segala sesuatu yg mengabulkan doa ketika kita berdoa,yg memberi rizki dan yg senantiasa melimpahkan kasih sayangNya.
Allahu Akbar.Allahlah yg Maha Kuasa atas segala sesuatu.
ReplyDeleteKesabaran dan usaha yg sungguh-sunglah dari mb tsb merupakan sarana kabulnya do'a.
Sebagaimana Allah berfirman:
Berdoalah kepadaKu niscaya Aku(Allah)kabulkan.
Dan mintalah pertolongan dg sabar dan sholat.Sesungguhnya Allah beserta orang2 yg sabar.
La Tahzan,Innallaha ma'ana.
Jangan bersedih,Allah bersama kita.Ceritanya menginspirasi buah kesabaran adalah kebahagiaan.
Lain cerita kalau putus asa tentunya akan berakhir dg kesedihan/kesengsaraan sebab dg putus asa kita sdh meninggalkan Allah,yg maha Kuasa atas segala sesuatu yg mengabulkan doa ketika kita berdoa,yg memberi rizki dan yg senantiasa melimpahkan kasih sayangNya.