Amusement Park Selecta - Batu – Malang

Akhirnya, liburan panjang awal tahun Muharram diisi dengan liburan bersama keluarga.
Jarang-jarang ditawarin liburan gratis plus nginep di hotel.. hahahha.
Tujuan liburan keluarga kali ini adalah ke Batu, Malang.
Jarang-jarang bisa liburan di Jawa Timur, yang jelasnya merupakan daerah asalku.

Maklum, selama ini aku sering travelingnya di daerah Jawa Barat dan Jakarta.
Ini bukan sombong karena seneng liburan jauh-jauh, tapi karena kuliahnya emang di Jawa Barat, mangkanya aku sering milih daerah wisata di daerah Jawa Barat, hehhehe..

Dan anehnya, aku sendiri belum pernah yang namanya ke Jatim Park, Wisata Bahari Lamongan, Taman Safari II di Pandaan, Pantai Pasir Putih, Watu Ulo apalagi ke Bali.
Yang jelas-jelas tempat wisata itu lebih deket dari rumahku.
Ke Gunung Bromo aja yang jaraknya cuma 30 menit naik motor dari rumahku, baru sekali aku kesana.

Di daerah asalku, Probolinggo, ada arena arum jeram yang katanya sudah tersohor sampe ke luar daerah (dimiliki oleh alm. Adjie Massaid), dan aku bener2-bener nggak tau itu di daerah mana. 
Jadi, secara nggak langsung aku ini orang Jawa yang nggak Jawani (nggak paham wilayah tempat tinggal asal : red).
Harus sedih ato seneng ya? hmmmm....

Heu..yang penting sama-sama Indonesia aja lah…

Tugu Simpang Lima Gumul – Kediri

Selama belajar TOEFL satu bulan di Pare, aku nggak melewatkan kesempatan buat keliling kota Kediri. Sebenarnya bukan mengelilingi kota Kediri, cuman kebetulan diajakin sama teman satu kelas TOEFL buat jalan-jalan sebelum pulang ke rumah masing-masing. Yah….beginilah cerita penuntut ilmu. Akan kenalan dan punya banyak teman yang asalnya dari mana-mana .

Mencari ilmu di tempat yang asing sangatlah menyenangkan,disamping kita mendapatkan tujuan utama kita, di tempat yang baru kita bisa memahami adat istiadat masyarakat disana, atau menemukan sesuatu yang unik dan aneh, yang tidak bisa kita dapatkan klo Cuma stagnan di tempat asal kita . Ceritanya nih, aku dan teman-temanku satu kelas baru mengenal secara intens pada saat terakhir. Kenapa pada saat terakhir?? Karena kita akrab di akhir program . Padahal selama satu bulan intensif belajar TOEFL, setiap hari ada dua kali pertemuan membahas soal structure, reading, bahkan listening. Selain itu, setiap selasa, kamis, dan sabtu diadakan scoring prediction TOEFL.

Menurut pendapat anak yang mengambil program lain, anak di kelas TOEFL terlalu serius sampai-sampai nggak kerasa program satu bulan begitu cepat berlalu . Memang iya si, karena terlalu sibuk sama targetan scoring TOEFL yang ingin dicapai, jadi ya pada sibuk belajar (padahal klo aku belajar pas mau scoring aja, dan walhasil targetan TOEFL 550 nggak tercapai).

Belajar TOEFL di Pare

Awalnya, niatan untuk belajar di Pare tiba-tiba datang begitu saja tanpa ku rencanakan sebelumnya. Akhirnya, ku bulatkan tekad untuk belajar di desa yang terkenal dengan sebutannya sebagai Kampung Inggris. Setelah mencari info-info mengenai lembaga bimbingan belajar di pare, kosan atau camp disana lewat internet, akhirnya aku memantapkan niat belajar disana selama bulan Ramadhan. Kebetulan ada teman kuliah yang dulunya pernah belajar TOEFL disana, jadi aku akhirnya menanyakan lembaga bimbingan yang TOEFLnya bagus (walaupun sebenernya aku sudah searching2 sebelumnya).

Halaman depan ELFAST (masuk jam 06.00)

Akhirnya di dapatlah nama ELFAST. Menurut informasi di web, ELFAST terkenal dengan grammar dan TOEFLnya. Ada juga Daffodils yang popular dengan speakingnya. Ada juga lembaga lain yang terkenal bagus dengan writingnya. Karena aku ingin les TOEFL aja, sebenernya pengen sama speaking juga, dan keuangan juga nggak mendukung, akhirnya kuputuskan buat mengambil satu program saja (sebenernya sayang banget klo ambil Cuma satu program dalam waktu sebulan, tapi apa dayaa..)