Selamat Datang - Welcome to My Blog - 어서오세요 여러분 - أَهْلَنْ وَسَهْلَنْ

Tuesday, April 29, 2014

Peran Ganda TMII, Cagar Budaya sekaligus Pelestari Budaya Bangsa


Taman Mini Indonesia Indah adalah salah satu kawasan wisata bertemakan budaya Indonesia yang terletak di Jakarta Timur. 

TMII bisa jadi menjadi satu-satunya kawasan wisata di Indonesia yang menampilkan secara keseluruhan rangkuman dari budaya Indonesia yang beraneka ragam. 

Salah satu budaya Indonesia yang terangkum dalam TMII adalah Anjungan Daerah yang berisi rumah adat, pakaian adat, busana pernikahan, baju tari, artefak etnografi, kerajinan tangan, serta dokumentasi kegiatan masyarakat adat di setiap daerah.
 
Dirgahayu TMII ke-39


Peranan TMII selama 39 tahun ini sangat besar dan krusial dalam menjaga, melestarikan dan mengembangkan budaya nusantara. 

Betapa tidak, kita tahu bahwa budaya Indonesia sangat banyak dan beraneka ragam, dan pastinya tidak mudah untuk mengumpulkan dan merangkum semua budaya dan adat di Indonesia yang luasnya hampir 2 juta km2 dalam suatu kawasan wisata yang luasnya hanya 1.5 km2.

Peranan masyarakat Indonesia sendiri dalam melestarikan budaya daerah sangat penting, akan tetapi mutlak dibutuhkan organisasi yang benar-benar konsen dalam melestarikan, menjaga, dan mengembangkan budaya Indonesia. 

Disinilah salah satu tanggung jawab dari TMII yang harus ditekankan dan menjadi misi mutlak yang wajib ditanamkan tidak hanya selama 39 tahun ini, tetapi juga untuk beberapa tahun ke depan, 10 tahun kemudian, 100 tahun kemudian, dan selamanya.  


Kita tahu bahwa Indonesia tidak hanya memiliki wilayah yang luas, tetapi juga budaya yang beranekaragam, etnis yang beragam, serta bahasa yang beragam. 

Selain itu, pada jaman sebelum kemerdekaan banyak organisasi pemuda daerah seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes, Jong Paguyuban Pasundan yang membentuk organisasi sendiri. 
Untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang mempunyai ragam bahasa daerah yang beragam, maka dicetuskanlah Ikrar Sumpah Pemuda. 
 
Anjungan Jambi

Seperti butir ketiga dalam ikrar Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928 silam. “Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” 



Meskipun kita mempunyai bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia, bahasa daerah juga penting dilestarikan. Untuk itu, perlu dicantumkan sejarah dan aksara bahasa daerah di tiap-tiap anjungan daerah agar masyarakat yang lama merantau, bisa tahu dan mengenali bahasa ibunya. 

Selain itu, pengunjung juga bisa tahu bahwa Indonesia tidak hanya kaya dengan budaya, tapi juga kaya akan Bahasa. Daftar bahasa-bahasa yang digunakan di Indonesia bisa dilihat DISINI

Dengan dihapusnya mulok bahasa daerah di beberapa sekolah terutama di tingkat SMP dan SMA, semakin menambah resiko punahnya beberapa bahasa daerah di Indonesia. 
Punahnya bahasa daerah ini salah satunya disebabkan karena kurangnya penutur bahasa daerah tersebut.


Di Indonesia terdapat sekitar 700 bahasa daerah, yang sebagian besar masih aktif dituturkan sampai sekarang. 
Namun menurut UNESCO, bahasa-bahasa daerah di Indonesia juga dalam bahaya – sekitar 140 bahasa daerah terancam kepunahan. 
Kemampuan menguasai satu bahasa ibu merupakan dasar yang sangat penting bagi anak-anak untuk menguasai bahasa-bahasa lainnya. 

"Ini bukan saja merupakan kesempatan tambahan untuk kesuksesan karir akademik dan profesional, tapi juga mendukung perkembangan pluralistik dan linguistik dalam masyarakat yang beragam budaya,“ demikian menurut Christiane Hoffschildt. (SUMBER)

Anjungan Sumatera Barat

Berkaitan dengan budaya Indonesia, potensi wisata daerah juga penting untuk dimasukkan ke dalam tiap-tiap Anjungan Daerah. 
Perlu ditampilkan foto-foto potensi wisata yang ada di masing-masing provinsi agar masyarakat lokal dan internasional juga tahu bahwa Indonesia itu sangat indah.
Tidak hanya budayanya, tapi juga kekayaan alam Indonesia sangat beragam. 

Selain itu, masih banyak potensi wisata terutama wisata alam Indonesia yang masih bisa dieksplorasi. 
Dengan mengetahui potensi wisata di negara sendiri, masyarakat Indonesia diharapkan bisa lebih bangga terhadap tanah air. 
Sehingga nantinya bisa terbentuk mindset bahwa,”Jika ingin tahu Indonesia, Datang Saja ke TMII, kawasan wisata miniatur Indonesia.”

Bercermin dari Korea Selatan yang saat ini sukses menggaungkan pariwisatanya ke seluruh dunia, peranan pusat kebudayaan sebagai organisasi menjadi sangat penting dalam memajukan pariwisata dan pengenalan budaya suatu negara. 

Tidak hanya organisasi saja, peranan pemerintah juga sangat penting dalam mendukung perkembangan budaya dan pariwisata di negaranya. 
TMII sebagai salah satu media edukasi seni budaya harus tetap mempertahankan perannya sebagai salah satu agen penjaga pelestarian budaya bangsa. 
Serta mengembangkan perannya hingga menjadi icon pariwisata mini Indonesia.

 

No comments:

Post a Comment